PENGUNJUNG menikmati suasana di
objek wisata alam gunung Tangkubanparahu yang berada di perbatasan kabupaten
Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Jumat (23-12). Pengunjung perlu menikmati
kondisi kawah dan cuaca di sekitar gunung.*
Malam
penggantian tahun bagi para penyuka alam bebas, identik dengan mendaki gunung
dan menunggu terbitnya sang surya. Namun, di pergantian tahun 2011 ke 2012,
para pendaki di Indonesia mesti menghindari 23 gunung berapi yang ada.
Kepala
Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Kegunungapian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi
Bencana Geologi Bandan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, M
Hendrasto menuturkan, ke-23 gunung api itu terbagi dua kategori. “Tujuh belas
gunung masuk kategori waspada dan enam gunung masuk kategori siaga,” katanya
kepada wartawan, jumat (30/12) siang di ruang kerjanya.
Tujuh
belas gunung api yang ber status waspada antara lain Gunung Sinabung, Merapi,
Talang, Kerinci, Dieng, Bromo, Semeru, dan lainya. “Untuk waspada, masih boleh dinaiki tetapi mesti diwaspadai
aktivitasnya. Jangan mendekat ke kawah dalam radius satu hingga dua kilometer,”
kata Hendrasto.
Sementara
untuk yang siaga adalah gunung Papandayan, Karakatau, Ijen, Lokon, Karangetang,
Gamalama.
“Untuk
gunung-gunung yang berstatus siaga ini, masyarakat diimbau untuk tidak
menaikinya. Aktivitasnya masih tinggi. Untuk menghindari hal-hal yang di
inginkan, kami menyarankan agar menjauh kawah. Radius dua sampai tiga kilometer
dari kawah harus kosong,” katanya.
Meskipun
banyak gunung yang berstatus normal, menurut Hendrasto, masyarakat harus tetap
waspada. Ia minta warga yang mendaki untuk mewaspadai kawah dancuaca di sekitar
gunung, khususnya gunung-gunung yang kawahnya masih aktif. Untuk di Jabar,
beberapa gunung berkawah yang mesti dicermati antara lain Gunung
Tangkubanparahu, Ciremai, Gede, Galunggung, dan Salah.
“Warga
diimbau tidak tidur dekat kawah. Apalagi turun ke dasar kawah. Perlu dipahami,
dasar kawah. Perlu dipahami, cuaca di gunung cepat sekali berubah. Terlebih lagi saat ini masih masuk
musim hujan. Ini yang mesti menjadi perhatian warga dan para pendaki. Kalaupun
ingin mengejah sunrise, sebaiknya
tidak menginap di puncak. Pendakian diatur sedemikian rupa agar di puncak.
Pendekian diatur sedemikan rupa agar tiba di puncak menjelang matahari terbit.
Jangn lupa kenakan master,” katanya.
Ia
menjelaskan, ketika cuaca dingin, gas-gas di gunung termasuk di kawah, tidak
langsung terurai. Padahal, gas-gas tersebut termasuk gas-gas beracun yang jika
terisap dalam konsentrasi tertentu bisa menyebabkan kematian. “Seperti gas
karbon monoksida, karbon dioksida, dan sulfida. Kalau sulfida, mungkin hanya
bikin pusing. Tapi yang berbahaya itu adalah karbon monoksida dan karbon
dioksida. Itu bisa menyebabkan kematian,” katanya. (A-128)***